Hadits Muttasil

HADITS MUTTASIL : Hadits muttasil disebut juga Hadits ‎Mausul.‎

‎"Hadits muttasil adalah hadits yang didengar oleh masing-masing rawinya ‎dari rawi yang di atasnya sampai kepada hujung sanadnya, baik hadits ‎marfu' maupun hadits mauquf." ‎

Kata-kata "hadits yang didengar olehnya" mencakupi hadits-hadits yang ‎diriwayatkan melalui cara lain yang telah diakui, seperti Al-Arz, Al-‎Mukatabah, dan Al-Ijasah, Al-Sahihah. Dalam definisi di atas digunakan ‎kata-kata "yang didengar" kerana cara penerimaan demikian ialah cara ‎periwayatan yang paling banyak ditempuhi. ‎

Mereka menjelaskan, sehubungan dengan hadits Mu 'an 'an, bahawa para ‎ulama Mutaakhirin menggunakan kata 'an dalam menyampaikan hadits ‎yang diterima melalui Al-Ijasah dan yang demikian tidaklah menafikan ‎hadits yang bersangkutan dari batas Hadits Muttasil.‎

Contoh Hadits Muttasil Marfu' adalah hadits yang diriwayatkan oleh Malik; ‎dari Nafi' dari Abdullah bin Umar bahawa Rasulullah SAW bersabda:‎

الذى تفوته صلاة العصر كأنما وتر اهله وماله

Ertinya: "Orang yang tidak mengerjakan solat Asar seakan-akan ‎menimpakan bencana kepada keluarga dan hartanya" ‎

Contoh hadits mutasil maukuf adalah hadits yang diriwayatkan oleh Malik ‎dari Nafi' bahawa ia mendengar Abdullah bin Umar berkata:‎

من اسلف سلفا فلا يشترط الا قضاءه

Ertinya: "Barang siapa yang memberi hutang kepada orang lain maka ‎tidak boleh menentukan syarat lain kecuali keharusan membayarnya." ‎

Masing-masing hadits di atas adalah muttasil atau mausul, kerana ‎masing-masing rawinya mendengarnya dari periwayat di atasnya, dari ‎awal sampai akhir.‎

Adapun hadits Maqtu yakni hadits yang disandarkan kepada tabi'in, bila ‎sanadnya bersambung. Tidak diperselisihkan bahawa hadits maqtu ‎termasuk jenis Hadits muttasil; tetapi jumhur mudaddisin berkata, ‎‎"Hadits maqtu tidak dapat disebut hadits mausul atau muttasil secara ‎mutlak, melainkan hendaklah disertai kata-kata yang membezakannya ‎dengan Hadits mausul sebelumnya. Oleh kerana itu, mestinya dikatakan ‎‎"Hadits ini bersambung sampai kepada Sayid bin Al-Musayyab dan ‎sebagainya ". ‎

Sebahagian ulama membolehkan penyebutan hadits maqtu sebagai ‎hadits mausul atau muttasil secara mutlak tanpa batasan, diikutkan ‎kepada kedua hadits mausul di atas. Seakan-akan pendapat yang ‎dikemukakan jumhur, iaitu hadits yang berpangkal pada tabi'in ‎dinamakan hadits maqtu. Secara etimologis hadits maqtu' adalah lawan ‎Hadits mausul. Oleh kerana itu, mereka membezakannya dengan ‎menyadarkannya kepada tabi'in.‎

No comments: